Apa manfaat meditasi ?

“There are two levels of benefit experienced by the practitioner of meditation. The first benefit is the immediate improvement in the conditions of daily life. The practice of meditation leads to a mind that is more peaceful, more tranquil and more at ease. Because the mind is more relaxed, events that usually disturb us seem to take on less importance and we stop taking them in such a serious way. Likewise, through meditation the mind gradually learns to be independent of external conditions and circumstances. This mind that is unaffected by outer conditions is then able to discover its own stability and tranquility. A stable mind, one that is not disturbed, leads to the experience of less suffering in our lives. These are the immediate benefits that come from regular meditation practice.

The long-term benefit of meditation is that when the mind is pacified, this gradually leads to purification of the mind’s basic ignorance, which ultimately leads to buddhahood or enlightenment. In this state of enlightenment, the confusion of ordinary, everyday life no longer exists.”

Sharmapa.

Vajrayana / Diamond Way.

OK, karena banyak yg masuk ke blog ini karena tulisan tentang meditasi pranayama dan kebetulan beberapa bulan terakhir ini saya mempunyai banyak waktu luang. Saya sempat belajar tentang Tibetan meditation.

Metoda meditasi di Tibet termasuk dalam kategori Buddhism. Sebenarnya Buddhism ini cuma label bukanlah agama. Tidak ada Tuhan. Yang ada adalah Buddha. Dan inipun bukan orang atau nabi, melainkan istilah dimana seseorang telah mencapai enlighten (mind full development, susah diterjemahkan ke bahasa indonesia). Setiap orang mempunyai Buddha potensial dan sudah ada jalannya (path) untuk menuju Buddha-hood. Tidak peduli itu laki-laki atau perempuan. Semua memiliki Buddha nature. Istilah bahasa Indonesia-nya: memang dari sono-nya..

Sama seperti belajar di sekolah. Kita belajar bisa melalui baca buku sendiri, mendengarkan rekaman, atau sekarang bisa menonton video dari Youtube. Tapi tetap cara belajar yang paling cepat adalah melalui seorang guru. Begitu pula dalam belajar meditasi, kita bisa mengalami perkembangan pesat dalam meditasi jika memiliki seorang guru yang otentik. Guru sejati yang telah enlighten. Bukan guru abal-abal atau mengaku-aku.

Di Tibet, kita mengenal Dalai Lama. Beliau ini salah seorang guru. Dalai Lama ini berasal dari lineage (aliran) Gelug. Ada lineage lain di Tibet, seperti Kagyu, Sakya, Nyingma. Lineage Gelug sebenarnya lebih ke arah intelektual dengan penekanan kepada debat-debat atau diskusi. Menurut saya yang lebih menarik adalah lineage Kagyu. Di lineage ini guru utamanya adalah Karmapa, saat ini adalah Karmapa XVII. Hati-hati karena ada interferensi pemerintah Cina ada dua Karmapa XVII. Di lineage Kagyu ini praktek-praktek meditasi lebih ditekankan. Ada berbagai jenis meditasi. Tujuan akhirnya adalah untuk menjadi seorang Buddha.

Supaya posting ini tidak panjang, berikut link-link tentang Kagyu lineage:
http://karmapa.org/
– http://www.diamondway-buddhism.org/

Penjelasan di Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Karma_Kagyu_Lineage

Kebetulan saya pernah mengikuti salah satu Puja / Empowerment (ini gak tahu bahasa Indonesia-nya apa). Ritualnya mirip seperti upacara di pura-pura di Bali. Hanya kurangnya di Bali, pada saat upacara tidak ada visualisasi dari wujud yang kita puja.

Ilmu leak di Bali konon merupakan perpaduan antara Ciwaism dan Vajrayana. Seorang yang ingin mempelajari ilmu Leak mesti latihan di tempat-tempat yang sunyi seperti kuburan. Ini mirip seperti salah satu guru di aliran Kagyu ini, yaitu Tilopa. (Baca kisah hidupnya disini  Dia selalu berlatih di kuburan. Lebih lanjut silahkan baca link-link di atas, terutama di Wikipedia.

Oh ya, antara Buddhism Tibetan dan Indonesia ternyata ada hubungan. Jaman abad ke 10 (atau 11) Masehi dulu ada seorang guru di Tibet (Atisha)  yang sempat datang ke Indonesia (Jawa di Borobudur) untuk belajar kepada Dharmakirti.